Eks Presiden Arroyo Ditangkap di Bandara Manila
Politikindonesia - Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo ditangkap oleh polisi Filipina di bandara Manila. Arroyo berencana untuk pergi berobat ke Singapura. Pemerintah menghentikan penerbangan Arroyo, karena menduga ia berusaha menghindari penangkapan.
Seperti dilansir BBC, penangkapan atas Arroyo berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan Mahkamah Agung Filipina telah menegaskan melarang Arroyo dan suaminya untuk melakukan penerbangan ke Singapura. Arroyo masuk dalam daftar orang yang harus mendapatkan izin khusus untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Presiden Benigno Aquino yang sedang berkampanye memerangi korupsi memastikan akan mengadili Arroyo untuk bertanggung jawab dalam kasus kecurangan dalam pemilihan umum.
Arroyo sebelumnya merencanakan akan terbang ke Singapura dan Jerman untuk melakukan pengobatan terhadap penyakitnya. Larangan ini mendapat protes dari pengacara Arroyo, yang menyebut tindakan pemerintah Filipina tersebut sebagai tindakan tirani.
Memerintah Filipina dari 2001 hingga 2010, Arroyo menghadapi tuduhan kecurangan pemilu dan korupsi. Ia dan suaminya, Mike Arroyo tengah diselidiki atas dua tuduhan terkait kasus kecurangan pemilu untuk memilih anggota parlemen pada 2007. Kecurangan tersebut membuat seorang calon dari pihak oposisi gagal meraih kemenangan.
Arroyo mengaku ingin pergi ke luar negeri agar bisa menjalani perawatan medis. Dia mengaku belum sembuh total setelah menjalani tiga bedah medis untuk mengobati sakit pada tulang belakang di bagian tengkuk. Maka, dia harus memakai alat bantu penyangga tubuh.
Sebenarnya Arroyo sempat pergi ke bandara internasional di Manila pada Selasa lalu begitu Mahkamah Agung memberi pengecualian atas pencekalan pemerintah. Namun, dengan menggunakan kursi roda dan alat bantu di leher, Arroyo dan suaminya tetap dicegah pihak berwenang keluar negeri.
Namun, hingga kini belum ada gugatan resmi atas Arroyo ke pengadilan. Kendati belum mengajukan dakwaan resmi ke pengadilan, pihak berwenang mengharuskan mantan pemimpin berusia 64 tahun itu untuk tetap berada di Filipina untuk keperluan penyelidikan.
Arroyo mengaku ingin pergi keluar negeri agar bisa menjalani perawatan medis. Dia mengaku belum seratus persen pulih setelah menjalani tiga bedah medis untuk mengobati sakit pada tulang belakang di bagian tengkuk. Maka, dia harus memakai alat bantu penyangga tubuh.
(kap/rin/nis)
Seperti dilansir BBC, penangkapan atas Arroyo berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan Mahkamah Agung Filipina telah menegaskan melarang Arroyo dan suaminya untuk melakukan penerbangan ke Singapura. Arroyo masuk dalam daftar orang yang harus mendapatkan izin khusus untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Presiden Benigno Aquino yang sedang berkampanye memerangi korupsi memastikan akan mengadili Arroyo untuk bertanggung jawab dalam kasus kecurangan dalam pemilihan umum.
Arroyo sebelumnya merencanakan akan terbang ke Singapura dan Jerman untuk melakukan pengobatan terhadap penyakitnya. Larangan ini mendapat protes dari pengacara Arroyo, yang menyebut tindakan pemerintah Filipina tersebut sebagai tindakan tirani.
Memerintah Filipina dari 2001 hingga 2010, Arroyo menghadapi tuduhan kecurangan pemilu dan korupsi. Ia dan suaminya, Mike Arroyo tengah diselidiki atas dua tuduhan terkait kasus kecurangan pemilu untuk memilih anggota parlemen pada 2007. Kecurangan tersebut membuat seorang calon dari pihak oposisi gagal meraih kemenangan.
Arroyo mengaku ingin pergi ke luar negeri agar bisa menjalani perawatan medis. Dia mengaku belum sembuh total setelah menjalani tiga bedah medis untuk mengobati sakit pada tulang belakang di bagian tengkuk. Maka, dia harus memakai alat bantu penyangga tubuh.
Sebenarnya Arroyo sempat pergi ke bandara internasional di Manila pada Selasa lalu begitu Mahkamah Agung memberi pengecualian atas pencekalan pemerintah. Namun, dengan menggunakan kursi roda dan alat bantu di leher, Arroyo dan suaminya tetap dicegah pihak berwenang keluar negeri.
Namun, hingga kini belum ada gugatan resmi atas Arroyo ke pengadilan. Kendati belum mengajukan dakwaan resmi ke pengadilan, pihak berwenang mengharuskan mantan pemimpin berusia 64 tahun itu untuk tetap berada di Filipina untuk keperluan penyelidikan.
Arroyo mengaku ingin pergi keluar negeri agar bisa menjalani perawatan medis. Dia mengaku belum seratus persen pulih setelah menjalani tiga bedah medis untuk mengobati sakit pada tulang belakang di bagian tengkuk. Maka, dia harus memakai alat bantu penyangga tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar